Rancangan pembelajaran inovatif merupakan sebuah persiapan pelaksanaan pembelajaran yang mana dituangkan dalam sebuah perencanaan dan menerapkan unsur unsur pembelajaran abad 21. Adapun unsur unsur tersebut antara lain adalah
1. Adanya kolaborasi antara guru dengan peserta didik. Artinya dalam sebuah
pembelajaran tidak boleh hanya berpusat kepada guru sedangkan peserta didik
hanya bersifat pasif. Sebaliknya meskipun berpusat pada peserta didik tetapi
guru tidak bisa lepas tangan begitu saja. Guru harus menjadi seorang
fasilitator dalam sebuah pembelajaran.
2. Berorientasi pada High Order Thingking Skill (HOTS). Guru harus
memberikan segalanya untuk memberikan pembelajaran yang berorientasi pada hots
ini. Bagaimanapun juga kita tidak bisa langsung kesana tanpa melalui low order
thingking skill (lots) terlebih dahulu. Maksudnya tidak boleh seorang guru
hanya berpuas diri ketika peserta didik sudah mencapai titik minimum melainkan
harus lebih tinggi lagi guna mencapai kompetensi maksimum dalam sebuah pembelajaran.
Seorang peserta didik tidak akan pernah mampu menganalisis sebuah permasalahan
tanpa adanya pemahaman dari sesuatu yang sifatnya definitif.
3. Enam Literasi. Literasi memang menjadi sebuah inti yang tidak boleh
ditinggalkan. Tanpa literasi pembelajaran yang dilaksanakan hanya akan berjalan
monoton dan sangat membosankan. Selain itu dengan memanfaatkan literasi peserta
didik akan memperoleh pengembangan dalam hal pengalaman belajar. Dan itu yang
dibutuhkan untuk mencapai karakteristik pembelajaran abad 21
4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdiri dari religius,
nasionalisme, integritas, mandiri, dan gotong royong. Jadi peserta didik tidak
cukup hanya kaya akan pengetahuan tetapi memiliki akhlak yang baik adalah
sebuah kesempurnaan dalam mencapai tujuan pendidikan.
5. TPACK (Technology Pedagogical and Content Knowledge). Sebagai guru
selain melaksanakan kompetensi pedagogik juga harus menerapkan teknologi
sebagai bekal peserta didik menyambut era revolusi Industri 4.0 dimana
pekerjaan yang dilakukan manusia mulai bergeser kepada teknologi digital dan
lebih canggih dari pada mesin mekanik.
6. Pembelajaran Neurosains merupakan pelaksanaan pembelajaran yang
memperhatikan kondisi otak peserta didik supaya bekerja secara maksimal
sehingga dapat menunjang kesuksesan dalam hasil belajar peserta didik
7. Berbasis pada STEAM (Sains Teknologi Engineering Art Mathematic). Sangat
sulit memang untuk mengintegrasikan kelima unsur tersebut dalam sebuah
pelaksanaan pembelajaran. Namun kita sebagai guru harus melihat karakteristik
setiap kompetensi dasar yang akan kita capai. Pada prinsipnya kalau tidak bisa
mengintegrasikan semuanya jangan membuang semuanya. Artinya suatu ketika kita
mengintegrasikan teknologi dan engineering dalam suatu pembelajaran. Pada pertemuan
berikutnya berganti dengan Mathematic dan seni. Bahkan ada kalanya hanya Sains
yang dapat kita integrasikan itu bukan menjadi sebuah permasalahan.
Pada kegiatan belajar 2 fokus kepada perancangan pembelajaran berbasis
steam (Sains Teknologi Engineering Art Mathematic). Dalam merancang
pembelajaran berbasis STEAEM ini ada beberapa point penting yaitu
1. Tujuan pembelajaran harus mencakup ABCD (Audiens Behaviour Condition and
Degree )
2. Menganalisis materi yang dapat diintegrasikan dengan minimal satu dari
komponen STEAM tersebut
3. Model pembelajaran yang cocok dengan STEAM yaitu Discovery, Inquiry, problem
based learning dan project based learning
4. Media, alat dan sumber belajar harus didesain sedemikian rupa. Apakah harus
online ataupun offline harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Misalnya
sarana prasarana, dan lain sebagainya
5. Menyusun perencanaan dari kegiatan pembelajaran, penilaian dan tindak
lanjut.
Salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang sedang trending di masa
pandemi ini adalah blended learning. Blended learning merupakan kolaborasi
antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Peserta didik dapat
melaksanakan eksplorasi sumber belajar baik yang diberikan oleh guru maupun
sumber belajar lain yang dapat diperoleh dari internet. Namun demikian kegiatan
tatap muka baik secara online maupun offline tetap diperlukan untuk memantau
sejauh mana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik.
Ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan blended
learning antara lain Cisco Webex, SEVIMA EdLink, Google Classroom, Zoom Cloud
Meeting, Edmodo, Moodle, dan Schoology. Setiap aplikasi dapat dimanfaatkan
dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pelaksanaan
blended learning sendiri membutuhkan strategi penyampaian materi juga media
yang tepat sehingga harus melalui perencanaan pembelajaran yang tidak asal
asalan.