Sabtu, 05 September 2020

REFLEKSI RANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

 Rancangan pembelajaran inovatif merupakan sebuah persiapan pelaksanaan pembelajaran yang mana dituangkan dalam sebuah perencanaan dan menerapkan unsur unsur pembelajaran abad 21. Adapun unsur unsur tersebut antara lain adalah

1. Adanya kolaborasi antara guru dengan peserta didik. Artinya dalam sebuah pembelajaran tidak boleh hanya berpusat kepada guru sedangkan peserta didik hanya bersifat pasif. Sebaliknya meskipun berpusat pada peserta didik tetapi guru tidak bisa lepas tangan begitu saja. Guru harus menjadi seorang fasilitator dalam sebuah pembelajaran.

2. Berorientasi pada High Order Thingking Skill (HOTS). Guru harus memberikan segalanya untuk memberikan pembelajaran yang berorientasi pada hots ini. Bagaimanapun juga kita tidak bisa langsung kesana tanpa melalui low order thingking skill (lots) terlebih dahulu. Maksudnya tidak boleh seorang guru hanya berpuas diri ketika peserta didik sudah mencapai titik minimum melainkan harus lebih tinggi lagi guna mencapai kompetensi maksimum dalam sebuah pembelajaran. Seorang peserta didik tidak akan pernah mampu menganalisis sebuah permasalahan tanpa adanya pemahaman dari sesuatu yang sifatnya definitif.

3. Enam Literasi. Literasi memang menjadi sebuah inti yang tidak boleh ditinggalkan. Tanpa literasi pembelajaran yang dilaksanakan hanya akan berjalan monoton dan sangat membosankan. Selain itu dengan memanfaatkan literasi peserta didik akan memperoleh pengembangan dalam hal pengalaman belajar. Dan itu yang dibutuhkan untuk mencapai karakteristik pembelajaran abad 21

4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdiri dari religius, nasionalisme, integritas, mandiri, dan gotong royong. Jadi peserta didik tidak cukup hanya kaya akan pengetahuan tetapi memiliki akhlak yang baik adalah sebuah kesempurnaan dalam mencapai tujuan pendidikan.

5. TPACK (Technology Pedagogical and Content Knowledge). Sebagai guru selain melaksanakan kompetensi pedagogik juga harus menerapkan teknologi sebagai bekal peserta didik menyambut era revolusi Industri 4.0 dimana pekerjaan yang dilakukan manusia mulai bergeser kepada teknologi digital dan lebih canggih dari pada mesin mekanik.

6. Pembelajaran Neurosains merupakan pelaksanaan pembelajaran yang memperhatikan kondisi otak peserta didik supaya bekerja secara maksimal sehingga dapat menunjang kesuksesan dalam hasil belajar peserta didik

7. Berbasis pada STEAM (Sains Teknologi Engineering Art Mathematic). Sangat sulit memang untuk mengintegrasikan kelima unsur tersebut dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran. Namun kita sebagai guru harus melihat karakteristik setiap kompetensi dasar yang akan kita capai. Pada prinsipnya kalau tidak bisa mengintegrasikan semuanya jangan membuang semuanya. Artinya suatu ketika kita mengintegrasikan teknologi dan engineering dalam suatu pembelajaran. Pada pertemuan berikutnya berganti dengan Mathematic dan seni. Bahkan ada kalanya hanya Sains yang dapat kita integrasikan itu bukan menjadi sebuah permasalahan.

Pada kegiatan belajar 2 fokus kepada perancangan pembelajaran berbasis steam (Sains Teknologi Engineering Art Mathematic). Dalam merancang pembelajaran berbasis STEAEM ini ada beberapa point penting yaitu
1. Tujuan pembelajaran harus mencakup ABCD (Audiens Behaviour Condition and Degree )
2. Menganalisis materi yang dapat diintegrasikan dengan minimal satu dari komponen STEAM tersebut
3. Model pembelajaran yang cocok dengan STEAM yaitu Discovery, Inquiry, problem based learning dan project based learning
4. Media, alat dan sumber belajar harus didesain sedemikian rupa. Apakah harus online ataupun offline harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Misalnya sarana prasarana, dan lain sebagainya
5. Menyusun perencanaan dari kegiatan pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut.

Salah satu bentuk pembelajaran inovatif yang sedang trending di masa pandemi ini adalah blended learning. Blended learning merupakan kolaborasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Peserta didik dapat melaksanakan eksplorasi sumber belajar baik yang diberikan oleh guru maupun sumber belajar lain yang dapat diperoleh dari internet. Namun demikian kegiatan tatap muka baik secara online maupun offline tetap diperlukan untuk memantau sejauh mana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik.

Ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan blended learning antara lain Cisco Webex, SEVIMA EdLink, Google Classroom, Zoom Cloud Meeting, Edmodo, Moodle, dan Schoology. Setiap aplikasi dapat dimanfaatkan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pelaksanaan blended learning sendiri membutuhkan strategi penyampaian materi juga media yang tepat sehingga harus melalui perencanaan pembelajaran yang tidak asal asalan.

Salah satu alternatif dalam merancang pembelajaran inovatif adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL). PjBL ini merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan pada pengalaman belajar peserta didik yang melibatkan adanya komunikasi, kolaborasi, negosiasi sosial, dan bermuara pada terciptanya sebuah produk yang dihasilkan bersama sama. Produk yang dihasilkan dapat berupa benda ataupun gagasan

Tidak ada komentar:

REFLEKSI RANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

  Rancangan pembelajaran inovatif merupakan sebuah persiapan pelaksanaan pembelajaran yang mana dituangkan dalam sebuah perencanaan dan mene...